PelaksanaanProgram PKP Berbasis Zonasi dirancang dalam bentuk pelatihan berjenjang mulai dari Pembekalan Narasumber Nasional, Instruktur Nasional, dan Guru Inti. Sedangkan struktur Program PKP Berbasis Zonasi sesuai dengan jenis dan tahapannya terdiri dari : 1. Workshop Tim Pengembang; 2. 2019PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BISNIS DAN PARIWISATA Jalan Raya Parung KM.22-23 Bojongsari, Depok 16516 Pelatihan Guru Inti Bidang Bispar 30 D Pelatihan Instruktur PKP (BUN) 717 E Diklat Guru dan Tenaga Kependidikan Revitalisasi SMK 160 F Kemitraan Guru Luar Negeri Staffpengajar SMA LTI IGM, yang juga berprofesi sebagai guru mata pelajaran Kimia, Betty Kurniaty, S.Si., M.Pd. terpilih menjadi satu satunya guru yang ada di kota Palembang yang mendapatkan pembekalan guru inti yang merupakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PPKP) di jakarta pada tanggal 9-16 oktober 2019. Pelatihan sebelumnya, dilatih di pusat, tapi mulai 2019, dikaitkan dengan penguatan kompetensi pembelajaran, menjadi pelatihan berbasis zonasi dengan melatih para guru inti menjadi fasilitator yang baik, mencakup dari sekolah dasar hingga sekolah menengah," kata Supriano. Dalamupaya mempersiapkan pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) tahun 2019, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika akan mengadakan kegiatan Pembekalan Guru Inti Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran Matematika region Jakarta dan Surabaya. kementerianpendidikan dan kebudayaan melalui pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan bidang mesin dan teknik industri (pppptk bmti), akan menyelenggarakan diklat calon guru inti program pengembangan keprofesian berkelanjutan (pkb) melalui peningkatan kompetensi pembelajaran (pkp) berbasis zonasi , yang akan . JAKARTA Suara Karya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud mulai menggelar pelatihan yang tidak lagi terpusat, tetapi berbasis zonasi. Sistem dimulai lewat pembekalan guru inti yang akan menjadi fasilitator di zonasinya masing-masing. “Kami harap para guru inti, mulai dari jenjang sekolah dasar SD hingga sekolah menengah atas SMA ini bisa nmenjadi fasilitator yang baik,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy saat membuka pembekalan bagi calon guru inti tahap pertama, di Surabaya, Jumat 26/7/2019. Mendikbud juga meminta para guru inti untuk bekerja secara proaktif demi tercapainya peningkatan kompetensi guru di zonasinya masing-masing. Hal itu akan berdampak pada pembangunan sumber daya manusia SDM Indonesia. “Guru adalah ujung tombak pembenahan layanan pendidikan di masing-masing zona,” kata Muhadjir dalam kegiatan yang dilaksanakan hingga 2 Agustus mendatang. Karena itu, lanjut Muhadjir, definisi keberhasilan guru haruslah diubah. Yaitu, bagaimana mendidik dan mengantarkan seluruh siswa menjadi berprestasi tanpa diskriminasi. “Guru yang hebat itu bisa membuat anak menjadi pintar,” katanya menegaskan. Ia juga berharap guru tidak main-main dalam pekerjaannya. Mengingat Indonesia saat ini mendapat bonus demografi. Jika tidak dikelola dengan baik dikhawatirkan bonus demografi itu akan menjadi beban pemerintah di masa depan. “Para guru kan sudah diberi tunjangan profesi, karena itu tidak boleh bermalas-malasan. Karena mutu SDM memainkan peran penting dalam pemajuan bangsa,” ujarnya. Disebutkan, peserta pembekalan calon guru inti pada Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran PKP Berbasis Zonasi datang dari 43 kabupaten/kota yang tersebar di 17 provinsi yaitu Aceh, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Program tersebut dilaksanakan untuk memaksimalkan peran guru inti, kepala sekolah dan pengawas sekolah pada kelompok kerja di zonasinya. Sementara itu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan GTK Kemdikbud, Supriano menjelaskan, ada perubahan skema pelatihan kompetensi guru. Dari sebelumnya terpusat di Jakarta, mulai beralih di masing-masing zonasi sekolah. Pelatihan dimulai tahun 2019, dengan memberi pembekalan kepada setiap guru inti, yang selanjutnya ditularkan ke guru lainnyam “Program PKP akan memaksimalkan peran guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah di kelompok kerja di zonanya masing-masing. Peningkatan kompetensi ini berbiaya murah karena berbasis zonasi,” ujarnya. Selain itu, lanjut Supriano, guru juga tak perlu meninggalkan kegiatan belajar dan mengajar KBM di kelas, melaksanakan “peer teaching” pada kegiatan kelompok kerja, serta “peer learning” sesama guru dalam zonasinya. Selain itu, kerja sama antara guru secara berkomunitas atau community learning. “Dan yang tak kalah penting adalah kepala sekolah dan pengawas sekolah saling bertukar pengalaman. Pelatihan dilakukan berdasarkan pendekatan masalah yang berawal dari refleksi diri dan analisis hasil ujian nasional/ujian sekolag berstandar nasional UN/USBN,” tuturnya. Ditambahkan, implementasi program PKP berpusat pada kegiatan di zonasi, dimana guru melakukan peningkatan kompetensi di zonanya masing-masing, guru tak lagi dikumpulkan di kabupaten/kota sehingga meninggalnya kelas dalam waktu tertentu. Supriano berharap guru inti yang dilatih dapat menjadi pelaku perubahan layanan pendidikan di zona masing-masing pada Tahun Ajaran 2019/2020. Perubahan itu bertujuan untuk efektivitas dan efisiensi dalam menyelesaikan masalah layanan pendidikan di tiap daerah. “Tak boleh lagi ada pelatihan di pusat, berbulan-bulan tapi tidak ada hasilnya. Dari pusat akan turun, super klinis, menyelesaikan masalah apa dan diselesaikan disitu,” ujarnya. Pelatihan, lanjut Supriano, akan fokus pada masalah layanan pendidikan dengan menggunakan hasil UN sebagai identifikasi sumber permasalahan. “Sumbernya UN berbasis komputer UNBK karena itu capaian riil dari siswa. Tidak ada lagi contek mencotek,” katanya. Pembekalan guru inti dilaksanakan di 4 lokasi, yaitu Surabaya-1, Bali-1, Solo dan Yogyakarta. Selanjutnya, pembekalan akan berlangsung di 3 lokasi, yaitu Jakarta, Bali-2. Peserta atau guru inti yang dapat pembekalan berjumlah 750 orang, terdiri dari 90 guru kelas SD dan guru mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia, Inggris, matematika, IPA DAN PPKN untuk jenjang SMP. Tri Wahyuni 0% found this document useful 0 votes19 views12 pagesDescriptionDiklat PKP Jogja Tahap 2 Laporan diklatCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes19 views12 pagesLaporan PD Pelatihan GURU INTI PKP P4TK MAT 2019Jump to Page You are on page 1of 12 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Significado de Guru Guru é um termo que se originou no antigo idioma sânscrito da Índia, e pode ser entendido como sinônimo de professor, guia espiritual ou mestre. O termo guru originalmente estava associado a religiões como o budismo, o hinduísmo e o siquismo, contudo, com o tempo o termo ganhou no ocidente uma acepção mais secular. Hoje em dia, no âmbito das religiões oriundas da Índia, ainda encontramos o termo guru sendo usado em sua acepção original, e é possível encontrar na internet diversos gurus que trazem ensinamentos religiosos, ensinando técnicas de meditação ou de sexo tântrico, por exemplo. Encontramos também gurus nascidos e instruídos no ocidente que ensinam sobre as religiões indianas. No entanto, atualmente o termo guru no ocidente também pode ser usado em um sentido laico, significando alguém que é especialista e professor de algum tema específico, e neste sentido podemos encontrar por exemplo “o guru da informática”, “o guru da bolsa de valores”, “o guru do amor”, “o guru das vendas” e etc. A etimologia da palavra guru é controversa. Contudo, uma das interpretações mais conhecidas sobre o significado etimológico da palavra guru nos diz que no sânscrito a sílaba “gu” significa “trevas” ou “escuridão” e a sílaba “ru” significa “o que dissipa”, “aquele que afasta”, assim, originalmente a palavra poderia ser entendida como “aquele que dissipa a escuridão”, ou seja, aquele que ilumina, traz a iluminação, o esclarecimento, a sabedoria. O Guru do Amor O Guru do Amor é o nome de um filme lançado em 2008. Trata-se de uma comédia americana que tem como título original The Love Guru. O filme narra a história de um homem educado na Índia que retorna aos EUA fazendo sucesso com ensinamentos sobre relacionamentos. O filme é estrelado por Mike Myers e no elenco conta ainda com Justin Timberlake e Jessica Alba. › Utama›Pelatihan Guru Bermetode "5 In... Pelatihan guru berbasis zonasi dimulai dengan metode lima kali diskusi dan tiga kali praktik untuk satu pokok bahasan. Sebanyak guru tengah menerapkan pelatihan yang diistilahkan sebagai "5 in dan 3 on" ini. OlehLaraswati Ariadne Anwar 5 menit baca KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR Suasana pelatihan guru berbasis zonasi pada hari Sabtu 2/11/2019 di SMPN 275 Jakarta Timur. Sekolah ini adalah Pusat Belajar untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan KOMPAS — Pelatihan guru berbasis zonasi dimulai dengan metode lima kali diskusi dan tiga kali praktik untuk satu pokok bahasan. Sasaran metode ini untuk mengubah pendekatan guru dalam mengajar agar memerhatikan tumbuh kembang siswa sehingga bukan menitikberatkan kepada kognitif saja, tetapi juga perkembangan nalar dan guru secara serentak tengah menerapkan pelatihan yang diistilahkan sebagai "5 in dan 3 on" tersebut. "In" berarti diskusi dan "on" berarti praktik. Diskusi dilakukan setiap hari Sabtu di pusat belajar PB. Pada Sabtu 2/11/2019 merupakan kali kedua para guru tersebut melakukan diskusi. Terdapat PB se-Indonesia dengan guru inti yang sudah dilatih oleh tim pengembangan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setiap PB memiliki 20 guru sasaran dari sekolah-sekolah di sekitar. Artinya, untuk tahun 2019 ada guru diskusi pertama para guru berembuk mengenai masalah pemelajaran yang mereka nilai paling signifikan. Setelah dua kali diskusi, mereka menerapkan metode yang disepakati di sekolah masing-masing. Pada hari Sabtu ketiga guru berkumpul lagi mengevaluasi penerapan ini untuk kemudian diterapkan revisinya."Setiap PB terdiri dari satu guru inti yang menangani 20 guru sasaran. Mereka mendiskusikan mata pelajaran yang spesifik," kata Direktur Jenderal GTK Kemdikbud Supriano, Sabtu, ketika meninjau proses pelatihan di SMPN 275 Jakarta Timur yang merupakan PB mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk guru-guru juga Kompetensi Guru Dimulai dari Perubahan Persepsi BelajarSupriano mengatakan, Kemdikbud melalui situs dan aplikasi Rumah Belajar menyediakan modul pelatihan berdasarkan topik setiap mata pelajaran. Setiap PB bebas memilih modul yang hendak mereka bahas terlebih dahulu sesuai kebutuhan di zona masing-masing. Biasanya per PB memutuskan topik pembahasan berdasarkan peta hasil Ujian Nasional yang menunjukkan poin-poin terperinci yang belum dipahami siswa sehingga guru bisa mengevaluasi cara mereka Rumah Belajar juga memudahkan guru berkomunikasi, mengunduh, dan mengunggah gagasan pemelajaran sehingga terjadi diskusi daring secara nasional. Cara ini lebih efisien dibandingkan dengan metode pelatihan terpusat yang memanggil ribuan guru ke Jakarta dan memberi mereka materi seragam. Kini, guru bisa menentukan titik intervensi prioritas ARIADNE ANWAR Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriano mengatakan di Jakarta, Sabtu 2/11/2019 bahwa metode pelatihan guru berbasis zonasi "5 in dan 3 on" berarti lima kali pembahasan masalah yang diselingi tiga kali praktik di sekolah masing-masing dengan evaluasi berkelanjutan. Setiap Pusat Belajar yang melatih 20 guru memiliki fokus bahasan berbeda sesuai dengan masalah di menjabarkan, metode pelatihan berbasis zonasi selain spesifik menyasar masalah pemelajaran juga untuk menguatkan kompetensi pedagogik guru. Berdasarkan evaluasi Kemdikbud, pola pelatihan selama ini fokus kepada peningkatan kapasitas guru menguasai materi pelajaran, bukan kepada cara guru menyampaikan materi kepada pelatihan berbasis zonasi selain spesifik menyasar masalah pemelajaran juga untuk menguatkan kompetensi pedagogik guru."Kalau sekadar materi pelajaran sudah bisa diakses di mana-mana, apalagi di internet. Kita butuh guru yang bisa menyaring materi yang tepat untuk siswa dan menyampaikannya dengan cara yang mengembangkan kreativitas, nalar kritis, dan kemampuan siswa melakukan proyek berkelompok," pelatihan "5 in, 3 on" ini memanfaatkan teknologi digital sebagai alat bantu. Oleh karena itu, guru sasaran memang mereka yang sudah melek teknologi. Harapannya adalah guru-guru lain akan terinspirasi melihat para guru yang mengikuti pelatihan sehingga terimbas Supriano, selain akan menambah jumlah guru inti, PB, dan guru peserta, pada tahun 2020 ia juga berharap akan muncul inisiatif pelatihan-pelatihan mandiri. Kemdikbud menyediakan modul dan metode pemantauan melalui kepala sekolah dan pengawas yang sudah dibekali untuk memastikan bahwa di dalam kelas memang terjadi perubahan cara guru mengajar menjadi terpusat kepada persepsiGuru inti untuk PB IPA SMPN 275 Jakarta Bambang Kusnandar menjelaskan, hal pertama yang dilakukan ialah mengubah persepsi guru dari sebagai pusat pemelajaran menjadi fasilitator pemelajaran. Hal ini karena di era disrupsi teknologi siswa membutuhkan pendamping yang membantu mereka menavigasi berbagai informasi di buku, internet, dan media lain. Siswa memerlukan guru yang bisa memupuk rasa percaya diri dan keberanian untuk mencoba tanpa takut gagal."Berani bereksperimen dengan rumus dan metode pencarian solusi adalah makna dari pemelajaran berbasis nalar tingkat tinggi HOTS/Higher Order of Thinking Skill," tutur Bambang yang juga guru IPA di SMPN 259 bereksperimen dengan rumus dan metode pencarian solusi adalah makna dari pemelajaran berbasis nalar tingkat mengungkapkan, sebagian guru sebenarnya sudah menerapkan HOTS dalam kegiatan belajar sehari-hari. Mereka tidak lagi menyuruh siswa menghafal teori dan rumus, melainkan memberi mereka kebebasan mengutak-atik rumus guna memecahkan persoalan. Sistem asesmen juga tidak sekadar ujian tertulis, ada yang membuat makalah, maket, hingga komik sehingga siswa benar-benar mengerahkan kemampuan mencari informasi, menganalisanya, merancang karya, berkreasi, dan mengasah kemampuan berbahasa. Hanya, guru tidak menyadari bahwa praktik ini sudah termasuk pemelajaran HOTS."Di sisi lain, ada pula guru yang memang belum tahu makna pemelajaran HOTS. kalaupun tahu definisinya, mereka takut mencoba. Alasannya bisa karena takut birokrasi dan bisa pula tidak tahu langkah awal yang harus diambil," ujar juga Pelatihan Guru secara Sistematis Mendesak DilakukanPada pertemuan kedua itu para guru berdiskusi mengenai cara menerapkan pemelajaran berbasis HOTS di kelas masing-masing. Suasana belajar yang cair memungkinkan guru saling memberi masukan. Mereka membuat rancangan pemelajaran untuk kelas masing-masing yang segera diterapkan pekan ini dan akan dievaluasi pada Sabtu itu, di SDN 06 Makassar, Jakarta Timur yang menjadi PB untuk guru-guru SD kelas IV, V, dan VI, mereka belajar membuat pertanyaan tematik yang terbuka beserta penilaian formatif. Arin Darhani Sitepu yang bertugas sebagai guru inti PB ini menjelaskan, guru sudah mengerti cara mengajar yang merangsang kreativitas dan nalar siswa. Masalahnya, ketika mereka mengevaluasi pemahaman siswa terkait materi tersebut, guru terjebak pada pertanyaan-pertanyaan yang normatif."Untuk sesi lima pekan ini kami fokus ke cara merancang pertanyaan dan asesmen formatif. Setelah seri \'5 in dan 3 on\' materi ini selesai, kami akan pindah membahas topik selanjutnya yang disepakati para guru," ucapnya. Berikut ini yaitu Jadwal Pelatihan Guru Inti Kurikulum 2019 se Indonesia No Pelatihan Regional Provinsi LPMP Tanggal 1 Makasar Sulawesi Selatan Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Gorontalo Bali LPMP Sulawesi Selatan 03 Juli 2019 s/d 07 Juli 2019 2 Jakarta DKI Jakarta Bangka Belitung Lampung Bengkulu Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah LPMP DKI Jakarta 03 Juli 2019 s/d 07 Juli 2019 3 Bandung Jawa Barat Banten LPMP Jawa Barat 03 Juli 2019 s/d 07 Juli 2019 4 Semarang Jawa Tengah DI Yogyakarta LPMP Jawa Tengah 03 Juli 2019 s/d 07 Juli 2019 5 Surabaya Jawa Timur Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Kalimantan Timur LPMP Jawa Timur 03 Juli 2019 s/d 07 Juli 2019 6 Medan Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh Riau Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi LPMP Sumatera Utara 03 Juli 2019 s/d 07 Juli 2019 Downloads

pelatihan guru inti 2019