PDF| On Jul 6, 2018, Rusdi Anto published Kasus-Kasus Cyber Crime sebagai Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi yang Meresahkan Masyarakat | Find, read and cite all the research you need on
PengaruhUnicorn bagi Revolusi Industri 4.0. Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri ini merupakan suatu proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik yang diyakini mampu
Jelaskanbagaimana globalisasi dan Pengaruh kelestarian lingkungan manajemen strategis 3. Memahami model dasar strategis manajemen dan komponennya 4. Mengidentifikasi beberapa peristiwa memicu umum yang bertindak sebagai stimulus untuk perubahan strategis 5.
B Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan. Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing dapat melihat kekhasan budaya suatu daearhkelompok. Dengan menganalisa pengaruh dan akibat
10Pengaruh perkembangan teknologi terhadap bisnis 1. Biaya operasional Dalam bisnis tidak akan luput dari yang namanya biaya operasional. Bagi para pemilik usaha berskala kecil dapat memanfaatkan teknologi untuk mengurangi biaya operasional bisnis tersebut.
Kemajuanteknologi telah mengubah wajah perekonomian, khususnya di sektor industri dan perdagangan. Salah satu fase penting dalam perkembangan teknologi adalah munculnya revolusi industri gelombang ke-4, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Industrial Revolution 4.0.Artikel ini akan mengulas pengertian revolusi industri 4.0, perkembangan, serta tantangan yang dihadapi di era industri 4.0.
.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Makalah ini merupakan Draft dari Makalah yang Telah dipublikasikan di Jurnal Manajemen Maranatha, Mei 2020, dengan judul The information technology industrial revolution and its role in building business strategy of global retail, L Ellitan - Jurnal Manajemen Maranatha, 2020 - Revolusi Industri IT dan Perannya dalam Membangun Raksasa Ritel Global Lena Ellitan Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya e-mail ellistya lena Abstract Artikel ini akan memfokuskan kepada pembahasan mengenai keberhasilan raksasa ritel global dan bagaimana IT mendukung keberhasilan serta eksistensinya. IT juga menjadi alasan mengapa ritel konvensional kalah bersaing dengan ritel online atau e-commerce. IT merupakan sebuah katalisator untuk perubahan yang saling melengkapi, yang memicu inovasi-inovasi baru yang saling melengkapi dalam proses bisnis, seperti menemukan cara baru untuk meraih pelanggan, dan cara baru untuk berkomunikasi dengan pemasok maupun konsumen. Demikian pula yang terjadi pada industri ritel global, mereka secara kontinyu akan berevolusi mengikuti perkembangan di Industri dan Society Perusahaan Ritel global era ini merupakan pioner yang memanfaatkan revolusi industri lalu membangun dinasti sendiri dalam ritel model baru yang diperkenalkan oleh industry ritel global. Key words Information Technology, Revolusi Industri Society dan Perusahaan Retail on line Raksasa Pendahuluan Kebutuhan dalam mengolah laju informasi yang semakin banyak dan cepat, memaksa perusahaan untuk tetap terus melakukan inovasi di bidang teknologi informasi dan perangkatnya. Aliran gelombang dan arus informasi yang besar harus segera diolah dan digunakan oelh perusahaan untuk dapat menjaga dan meningkatkan kinerja bisnisnya. Revolusi industri yang terjadi disertai dengan perkembangan IT yang sangat pesat, termasuk dalam pengembangan perusahaan retail baik skala kecil menengah sampai dengan skala global Nagy, 2018. Makalah ini akan memfokuskan kepada pembahasan keberhasilan raksasa ritel global dan bagaimana IT mendukung keberhasilan serta eksistensinya. Raksasa Retail adalah model bisnisnya yang juga berevolusi dan berkembang mengikuti revolusi industri serta perkembangan IT tersebut hal ini juga menjadi alasan mengapa ritel konvensional kalah bersaing dengan ritel online atau e-commerce. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang juga membawa perubahan kebiasaan masyarakat, sehingga revolusi model bisnis pada era industri ini menjadi penting untuk dikaji lebih lanjut Muljani dan Ellitan, 2019. Teknologi informasi merupakan sebuah katalisator untuk perubahan yang saling melengkapi, yang memicu inovasi-inovasi baru yang saling melengkapi dalam proses bisnis, seperti menemukan cara baru untuk meraih pelanggan, dan cara baru untuk berkomunikasi dengan pemasok maupun konsumen. Perubahan ini memiliki efek jangka panjang pada kemampuan perusahaan itu sendiri dalam menciptakan barang dan jasa. Sebagai contoh, hal tersebut bisa dilihat di awal berdirinya perusahaan Amazone. hykAmazone awalnya memulai roda usahanya dengan hanya menjual buku secara online namun sekarang menjamah keberbagai hal mulai dari DVD, pakaian, hingga web hosting CDN Content Delivery Networks. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa untuk berada pada tahap ini amazone telah mengikuti perkembangan IT, memanfaatkan IT dan melakukan inovasi di bidang IT itu sendiri serta menggunakan IT sebagai untuk mendukung mengembangan proses bisnis. Lebih jauh lagi tidak hanya Amazon namun secara umum revolusi industri yang terjadi saat ini banyak berperan dalam membangun usaha e-commerce skala global. Revolusi Model Bisnis pada Era Industri Revolusi model Bisnis pada Era Industri banyak memberikan surprise dan layanan cepat kepada konsumen. Seringkali kali konsumen dibuat penasaran oleh suatu fenomena dari manakah sumber pendapatan perusahaan ketika memberikan layanan tanpa berbayar alias gratis atau bahkan memberikan jasa dengan menawarkan subsidi sehingga jasa yang diberikan jauh lebih murah ketimbang yang disediakan oleh pasar. Itulah yang dilakukan perusahaan-perusahaan yang merajai pada era Revolusi Industri sebagaimana dilakukan Google, Facebook, Uber, Airbnb, dll Natalia dan Ellitan, 2019. Perusahaan-perusahaan tersebut berhasil merebut hati para konsumen sehingga tanpa sadar mereka terjerat menggunakan jasa yang disediakan, dan tanpa sadar pula para pengguna tadi telah menjadi komoditas yang dapat dijual kembali kepada perusahaan komersial lainnya. Lalu-intas traffic pengguna layanan yang telah melalui proses produksi menjadi komoditas untuk menghasilkan pendapatan secara tidak langsung. Terlebih lagi hal ini didukung adanya impementasi Finansial Teknologi yang dikenal dengan istilah FinTech Koesworo, et al., 2019. Dalam revolusi industri ada beberapa hal yang dapat membuat suatu model usaha sukses Morrar, 2017. Pertama, perusahaan menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat kebanyakan, Kedua, inovasi tanpa akhir. Ketiga, model monopolistik kapitalisme baru, Keempat, model pemasaran yaitu model pemasaran yang melihat customer tidak hanya sebatas pengguna produk tetapi melihat konsumen dari multi dimensinya sebagai manusia sehingga konsumen akan memilih produk yang memuaskan keinginannya untuk berpartisipasi, berkreasi, komunitas, dan idealismenya. Perusahaan pada era ini cenderung mencari masalah untuk dipecahkan yang juga kemudian mengambil keuntungan secara tidak langsung soft selling, merupakan ciri-ciri dari pemasaran di era ini. Inovasi sepertinya menjadi kata kunci dalam berkompetisi pada era ini karena inovasi yang dapat menjawab permasalahan dan inovasi pula yang dibutuhkan dalam menciptakan model bisnis yang dapat memberi nilai tambah bagi perusahaan. Pada era ini, perusahaan komersial yang mampu memberi dampak positif kepada kemaslahatan manusia akan menjadi besar dan semakin besar dampak positif yang diberikan, maka akan semakin besar perusahaan tersebut. Aspek-aspek yang sudah dibahas di atas tadi dapat dilihat secara nyata pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan e-commerce yang sekarang bermunculan. Demikian pula yang terjadi pada industri ritel global, mereka secara kontinyu akan berevolusi mengikuti perkembangan di Industri dan Society Perusahaan Ritel global era ini merupakan pioner yang memanfaatkan revolusi industri lalu membangun dinasti sendiri dalam ritel model baru yang mereka kenalkan. Selanjutnya secara nyata dapat dilihat bahwa perusahaan e-commerce memanfaatkan IT dalam merevolusi Industri ritel dunia Yeming, 2018. Berbagai Strategi E-Business Pada Perusahaan Ritel Global Ritel global adalah proses pemasaran dan penjualan produk ke konsumen akhir dengan cakupan konsumen secara global international dalam menjalankan ritel global ada beberapa perusahaan yang dapat dikaji serta diperhatikan konsep e-bussiness nya, Bukan hanya Amazon namun banyak perusahaan-perusahaan lain yang lebih muda dari amazone seperti tokopedia , lazada , dan perusahaan e-commerce lainnya mulai bermunculan dan turut ikut serta meraih kesuksesan dalam ranah ini. Kesuksesaanya bahkan membawa dampak bagi ritel konvensional sehingga mungkin muncul pertanyaan, mengapa Amazon , Tokopedia , Lazada dapat memperoleh kesuksesan, yang menjadi alasan utama ialah mereka mampu memberdayakan IT yang seiring dengan revolusi industri Amazon dan Berbagai Strategi Bisnisnya adalah perusahaan online besar yang memanfaatkan dengan baik keadaan ini. telah melakukan berbagai usaha untuk memberikan layanan terbaik dan harga yang wajar. Amazone adalah salah satu perusahaan tersukses yang ada , konsep bisnis amazone sangatlah populer dan digemari semenjak awal mula puncak kesuksesan amazone. Amazon kembali membuktikan diri sebagai perusahaan ritel online yang terkuat di dunia saat ini, bahkan pada saat dunia tengah mengalami pelemahan perekonomian. Amazon mencatatkan hasil kuartal keempat tahun 2018 yang kuat, padahal ritel lainnya justru sedang berjuang untuk menghambat laju pelemahan penjualannya. Pada bagian berikut artikel ini akan diuraikan strategi yang diterapkan Amazon dalam menjalankan perusahaannya, antara lain Ludfi, 2018 Pertama adalah strategi diskon, diversifikasi dan Amazon prime. Penggerak utama yang mendorong pertumbuhan pendapatan Amazon adalah kebijakan harga yang kompetitif. Amazon menggencarkan strategi diskon demi menarik pembeli. Rupanya ini berhasil, karena menurut ComScore traffic Amazon menanjak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dibandingkan dengan traffic eBay yang justru turun Pendapatan Amazon melonjak 18% ke level $ miliar, sementara laba bersih Amazon naik 9% mencapai 52 sen per lembar saham, melampaui ekspektasi analis 39 sen per lembar saham. Diversifikasi yang dilakukan Amazon di luar lini produk awal juga berperan penting. Lini produk Amazon awalnya hanya buku, musik dan film saja, namun sekarang juga meliputi elektronik hingga merchandise umum lainnya. Penjualan elektronik dan merchandise ini pada kuartal IV melonjak 31%, sementara itu, penjualan media buku, musik, dan film hanya tumbuh sebesar 9% saja. Selain itu, strategi yang berperan besar dalam kuatnya hasil kuartalan Amazon adalah program Amazon Prime, yakni program membership dimana anggotanya hanya perlu membayar $79 setahun, dengan benefit antara lain bebas biaya pengiriman. Tentunya bagi pelanggan ini merupakan penawaran yang menggiurkan, karena dalam setahun mereka tidak perlu lagi membayar biaya pengiriman. Kedua adalah Customer Relationship Management CRM. Customer Relationship Management CRM merupakan salah satu sarana untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan antara perusahaan dengan para stakeholder maupun shareholdernya. Dengan memanfaatkan CRM, perusahaan akan mengetahui apa yang diharapkan dan diperlukan pelanggannya sehingga akan tercipta ikatan emosional yang mampu menciptakan hubungan bisnis yang erat dan terbuka serta komunikasi dua arah di antara mereka Ellitan dan Anatan, 2007. Dengan demikian kesetiaan pelanggan dapat dipertahankan dan tidak mudah berpindah ke lain produk dan merek. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan berbagai sarana dalam usahanya untuk meningkatkan Customer Relationship Management CRM. Secara khusus perusahaan berusaha memberikan layanan yang sifatnya personal sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya, baik sebagai stakeholder maupun shareholder. Dengan demikian diharapkan akan terjalin value chain yang kuat di antara mereka melalui hubungan dengan pelanggan Anatan dan Ellitan, 2018. Untuk mengimplementasikan sebuah strategi CRM, diperlukan paling tidak 3 tiga faktor kunci yaitu Orang-orang yang profesional kualifikasi memadai, Proses yang didesain dengan baik dan Teknologi yang memadai leading-edge technology. Tenaga yang profesional tidak saja mengerti bagaimana menghadapi pelanggan tetapi juga mengerti cara menggunakan teknologi untuk CRM. Apapun tanpa desain yang baik akan gagal, begitu juga CRM. Perusahaan pengguna CRM harus sudah mengetahui tujuan business objectives dan tuntutan bisnis business requirements yang diinginkan dari implementasi CRM ini. Amazon juga memiliki infrastruktur untuk CRM. Infrastruktur CRM Amazon adalah sebagai berikut Ludfi, 2018 1.Data pelanggan yang terintegrasi. Kemampuan untuk mengakses, mengolah dan memproses semua yang berhubungan dengan pelanggan adalah salah satu kunci suksesnya CRM. Tanpa data dan informasi yang jelas tentang pelanggan maka akan sulit mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Hubungan yang baik dengan pelanggan adalah dengan melayani dimanapun mereka, kapanpun juga, dan dengan sarana apapun. Sebagai contoh adalah memberikan pelayan 24 jam. 2. Bisnis proses yang terintegrasi. Lingkungan bisnis harus terintegrasi, sebagai contoh bila penjualan dan pelayan terpisah. Penjualan selama siklus penjualan dan pelayanan setelah aktivitas penjualan, naka pelanggan akan mendapatkan jawaban yang berbeda tergantung dengan siapa mereka berbicara. Pelanggan memerlukan pelayanan baik pada saat membeli maupun setelahnya. 3. Extended enterprise yang terintegrasi. Untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk, maka suatu perusahaan harus bekerja sama dengan mitranya, dengan vendor infrastruktur CRM melalui internet dan intranet. Dengan infrastruktur ini , maka perusahaan dan partner dapat berbagi informasi, berkomukasi dan berkolaborasi dengan menggunakan aplikasi web. Alibaba dan Strategi Bisnis yang dilakukannya Konsep bisnis Alibaba menurut Yeming 2018 adalah memulai dari bisnis e-commerce dan menjadikan bisnis tersebut gaya hidup. Alibaba mengusung konsep ritel baru yang diharapkan dapat mempermudah hidup dengan demikian alibaba memiliki beberapa produk untuk mewujudkan konsep tersebut produk-produk yang dimiliki oleh alibaba adalah Ariyanti, 2018 Pertama adalah merupakan perusahaan e-commerce yang didirikan Jack Ma dan rekannya pada tahun 1999. Alibaba telah menjadi salah satu e-commerce raksasa di dunia. Jumlah pembeli di situs diklaim sudah menjangkau 190 negara. Penggunanya tidak hanya individu, tapi juga pengecer, produsen, pedagang besar, Usaha Kecil Menengah UKM yang bergerak di bisnis ekspor impor, maupun agen perdagangan. Kedua adalah Produk ini lahir karena Alibaba tidak hanya ingin berkutat pada Selanjutnya Alibaba menghadirkan situs Situs jual beli lokal untuk barang eceran maupun grosiran. Jadi mirip pasar grosir tapi via online. Barang-barang yang dijual beragam, mulai dari aksesoris, pakaian, perabotan rumah tangga, sampai produk minuman dan makanan lokal. Biasanya para pedagang besar ritel di China mendapat pasokan dari situs tersebut. Produk Alibaba yang ketiga yaitu Taobao. Taobao merupakan situs e-commerce atau marketplace yang hampir mirip dengan e-Bay. Taobao berdiri pada tahun 2003. Sejak Juni 2011, Jack Ma menyatakan akan membagi Taobao menjadi tiga perusahaan yang berbeda, yaitu eTao, Taobao Mall, dan Taobao Marketplace. Dalam proses layanan pelanggan, Taobao memiliki layanan agen belanja untuk mempermudah pelanggan dari asing atau dari luar China untuk menggunakan layanan mereka. Popularitas ponsel pintar dimanfaatkan Alibaba untuk melirik bisnis e-commerce yang ramah bagi pengguna ponsel. Produk keempat yaitu Alimama. Selang empat tahun kemudian setelah dikeluarkannya Taobao, Alibaba kembali melakukan ekspansi bisnis. Pada tahun 2007 Alibaba mendirikan perusahaan di bidang teknologi pemasaran bernama Alimama. Alimama menyediakan platform yang menjawab kebutuhan pedagang, di mana para pedangang bisa menaruh display pemasaran di situs web dan aplikasi pihak ketiga. Dengan demikian jangkauan promosi dan pemasaran para pedagang yang tergabung dalam Alimama akan semakin luas. Produk Alibaba selanjutnya yang kelima adalah Tmall. Pada tahun 2008, Alibaba mengembangkan platform Business to Consumer B2C yang disebut TMall. Target yang dibidik adalah masyarakat kalangan atas karena platform ini menawarkan layanan premium. Kehadiran TMall telah menarik merek-merek asing untuk menggunakan platform tersebut. Keenam adalah Alibaba Cloud, Alibaba Cloud adalah perusahaan besutan Alibaba berdiri pada 2009. Perusahaan ini bermain di bisnis layanan cloud computing yang bisa digunakan para pelaku bisnis di China maupun negara lain di dunia, baik itu UKM, perusahaan besar, startup, maupun instansi pemerintah. Alibaba terus mengembangkan produk yang Ketujuh yaitu Ali Express. Setelah satu dekade, Alibaba terus melebarkan sayapnya dengan mendirikan perusahaan jasa logistik atau pengiriman barang di tahun 2010 bernama Ali Express. Dengan layanan tersebut, pembeli dari negara lain dapat membeli produk secara langsung melalui pedagang besar di China. Kedelapan adalah Cainiao Network. Perusahaan jaringan logistik yang dihadirkan Alibaba adalah Cainiao Network. Ada satu visi yang ingin dicapai, yakni untuk mengirim pesanan ke konsumen dalam waktu 24 jam di wilayah China dan hanya butuh waktu 72 jam ke negara lain. Produk Alibaba berikutnya adalah Ant Financial. Alibaba Grup pun ingin menjajal peruntungan dengan mendirikan fintech, Ant Financial pada tahun 2014. Kini, Ant Financial merupakan raksasa fintech asal China yang mendunia melalui aplikasi Alipay. Ant Financial menawarkan layanan inklusi keuangan yang aman bagi usaha kecil serta membangun sistem kredit bersama. Ant Financial pada 1 November 2016, resmi menyuntikkan dana ke perusahaan Ascend Money yang merupakan induk perusahaan dari layanan e-money True Money. True Money sudah ada di Indonesia sejak September 2015 setelah mengakuisisi pemilik lisensi e-money di Indonesia, Witami Tunai Mandiri. Pada tahun 2016 Alibaba mendirikan Alibaba Pictures. Hal ini menunjukkan Ekspansi terus meluas, Alibaba Grup bermain di bisnis film dan hiburan dengan mendirikan Alibaba Pictures. Perusahaan ini langsung membeli saham minoritas pemilik DreamWorks Pictures. Selain itu, merogoh ratusan juta dolar AS untuk membeli saham divisi sinema perusahaan China Wanda Film, dan berinvestasi di dua film ternama. Terakhir saat ini Alibaba memiliki Youku. Youku adalah salah satu situs video streaming paling populer di China. Berkat kehadiran Youku, pendapatan Alibaba dari sektor ini melonjak lebih dari 40 persen setiap tahun. Tokopedia dan Strategi Bersaing di Era Industri Tokopedia hadir sebagai e-commerce baru yang inovatif dan mengusung konsep kumpulan berbagai toko online di Indonesia. Segala aktivitas jual beli dan proses transaksi akan dijamin keamanannya melalui perantaraan Tokopedia. Konsep ini diharapkan dapat mewujudkan suatu bentuk mall online yang memprakarsai dan mengkoordinasi sejumlah transaksi e-commerce Marixon, 2019. Keunggulan yang Diberikan Tokopedia adalah bahwa Menjadi penjual di Tokopedia tidaklah toko online dapat dilakukan secara itu ada sejumlah fasilitas dan fitur-fitur yang mendukung kemudahan berbisnis yang bisa diperoleh oleh penjual. Selain fasilitas berupa management toko, pengklasifikasian produk dan proses transaksi, penjual juga akan mendapatkan sub domain untuk mempermudah akses menuju toko online milik penjual. Proses pemasaran produk di Tokopedia dapat dilakukan dengan memajang produk-produk pada etalase toko menggunakan fitur Etalase. Dengan demikian kesempatan untuk memperoleh pelanggan-pelanggan baru menjadi semakin besar. pihak penjual juga akan diberikan fasilitas untuk menghitung ongkos kirim dan tracking order dengan mudah tanpa harus mengakses langsung ke website yang menyediakan jasa pengiriman paket. Hal ini dapat dilakukan karena Tokopedia sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan jasa delivery terbesar di Indonesia. Cukup masukkan informasi ukuran produk dan daerah tujuan pengiriman, maka Tokopedia segera membantu proses penghitungan ongkos kirim dengan cepat dan akurat. Proses transaksi pembayaran juga akan berlangsung aman melalui escrow account resmi milik Tokopedia. Tim Tokopedia akan mengirimkan jumlah pembayaran kepada penjual setelah mendapatkan konfirmasi penerimaan barang dari pihak pembeli. Panduan lebih lanjut mengenai proses tersebut bisa dilihat di website Tokopedia. Sementara bagi customer yang ingin membeli produk di Tokopedia, hal yang perlu dilakukan hanyalah mengetik nama produk di kolom pencarian atau menelusuri masing-masing kategori produk pada website Tokopedia. Melalui fitur komunikasi Tokopedia yang diberi nama âTalk About Itâ, pelanggan juga dapat berinteraksi secara komunikatif untuk membicarakan produk yang ingin dibeli. Setelah penjelasan berbagai strategi ketiga contoh retail raksana tersebut ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Alibaba bisa menjadi salah satu perusahaan terbesar di china karena mereka memiliki beberapa stategi bisnis yang sukses seperti Yeming, 2018 1. Ekspansi Bisnis Secara Global Perusahaan Alibaba melakukan bisnis secara global ke berbagai negara untuk memasarkan produknya. Contohnya LAZADA yang dipasarkan ke negara-negara asia tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dll. Dalam hal ini Alibaba ingin terus berekspansi untuk mengembangkan bisnisnya 2. Fokus Pada Pelanggan. Alibaba disini selalu memiliki fokus utama dalam hal ini kepada pelangganya. Disini Alibaba ingin selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Karena kepuasan maupun kepercayaan pelanggan bisa membuat pelanggan bertahan dan selalu betah menggunakan produk-produk Alibaba 3. Investasi ke beberapa perusahaan. Sebagai perusahaan besar, Aliaba tidak lupa untuk melakukan investasi untuk berkembang. Disini Alibaba melakukan beberapa investasi ke beberapa perusahaan seperti ke Amazon, Tokopedia, LAZADA, dll. Disini Alibaba ingin mendapatkan feedback yang menguntungkan dari perusahaan yang mereka investasikan karena mereka percaya bahwa perusahaan yang mereka investasikan akan berkebembang dan menghasilkan keuntungan yang besar Kesimpulan Dalam perkembangan ritel global , perusahaan yang bergerak dibidang e-commerce lambat laun menjadi raksasa yang sangat besar dibidangnya. Semua hal tersebut diawali oleh perkembangan IT pada revolusi industri Revolusi inilah yang kemudian melahirkan konsep bisnis e-commerce yang adalah konsep ritel yang baru. Konsep Ritel baru ini menawarkan banyak kemudahan bagi konsumennya hal tersebutlah yang dapat dikatakan menjadi daya tarik utama hampir seluruh perusahaan e-commerce yang ada. Dewasa ini raksasa ritel tidak hanya menjajakan kemudahan dan keamanan saja dalam bertransaksi namun juga menawarkan kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk e-commerce diluar jasa marketplace contohnya seperti alipay dan sebagainya. Hal ini dapat diamati sebagai fenomena yang menarik dimana raksasa ritel tidak hanya fokus menjual barang namun juga menjual jasa yang berfungsi untuk memudahkan layanan hal tersebut lah yang membangun para raksasa ritel global. Dengan kemanjuan teknologi yang semakin canggih akan lebih memudahkan semua pihak baik industry, perusahaan, konsumen, dan masyarakat pada umumnya dalam segala hal. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Inovasi dalam Industri dan Masyarakat akan mencapai masyarakat berwawasan ke depan yang memecah rasa stagnasi yang ada dan dinamika bisnis maupun masyarakat akan semakin tinggi. Daftar Pustaka 1. Anatan, L. & Ellitan L. 2018. Suppy Chain Managemet Teori dan Aplikasi, Alfabeta Bandung, Edisi ke 2. 2. Wang, Yeming 2018, 15 Agustus dikutip 8 September 2019 dari Konsep Ritel Baru Untuk Dunia dari Alibaba dunia-dari-alibaba 3. Ariyanti, Fiki 2018, 13 November dikutip 8 September 2019 dari Mengenal Alibaba Grup, Kerajaan Bisnis Milik Jack Ma dari China 4. Ellitan, L. & Anatan, L 2007 Strategi Bersaing dalam Service Driven Economy, Andi Offset Yogyakarta. 5. Koeworo, Y., Muljani, N., & Ellitan, L. 2018. Fintech In The Industrial Revolution Era International Journal of Recearch Culture Society, Vol 3 Issue 9, p. 3-9. 6. Morrar, R., Arman, H., and Mousa, S, 2017 The Fourth Industrial Revolution Industry A Social Innovation Perspective. Technology Innovation Management Review, 711, 12-20. 7. Marikxon dikutip 8 September 2019 dari Tokopedia ~ eCommerce Lokal Berkonsep Mall Online 8. Muljani, Ninuk & Ellitan, Lena., 2019. Developing Competitiveness in Industrial Revolution International Journal of Trend in Research and Development, Volume 65, p. 1-3 9. Nagy, J., OlĂĄh, J., Erdei, E., MĂĄtĂŠ, D. and Popp, J., 2018 The Role and Impact of Industry and the Internet of Things on the Business Strategy of the Value ChainâThe Case of Hungary. Sustainability, 10, 1-25. 10. Natalia, I and Ellitan, L 2019 Srategies to Achieve Competitive Advantage in Industrial Revolution International Journal of Research Culture Society, 3 6. pp. 10-16. 11. Hakim, Ludfi 2018, 10 April Dikutip 8 september 2019 dari Konsep E-Business Pada Perusahaan ResearchGate has not been able to resolve any citations for this industrial revolution instills intelligent technology that can connect with various fields of human life. The industrial revolution will bring many changes with all the consequences, the industry will be increasingly competitive and efficient. Digitalization in various fields will result in cost savings and value creation. This development has made digital capabilities very important to advance in industry Industry will be a big advantage for companies that fully understand what that means to them. These changes in nature will transcend company boundaries and perhaps the national boundaries of the country where this business applies. Companies that succeed in transforming and meeting the needs of consumers will gain a competitive advantage. Competitive strategy in the face of industrial revolution for personal, company and organization is to adapt to existing changes. The creation of sustainable competitive advantages is an important factor in strategic management, because with these competitive advantages companies are able to continue to operate, win competition and achieve company fundamental dalam lingkungan bisnis dan perekonomian telah menciptakan perubahan dramtis pada kondisi persaingan dan perekonomian dunia. Perubahan lingkungan bisnis yang makin kompetitif dan tidak dapat diprediksi, meningkatnya persaingan dan kolaborasi antar perusahaan-perusahaan multinasional yang disertai munculnya wilayah-wilayah negara yang memiliki kesepakatan perdagangan bebas seperti Amerika Utara, ASEAN, Eropa Barat mengakibatkan makin kaburnya batas-batas negara baik dari segi investasi, operasi industri dan informasi yang mengarah pada internasionalisasi dan globalisasi. Globalisasi perekonomian mengakibatkan munculnya tantangan bagi perusahaan yang menuntut perusahaan untuk dapat lebih fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap situasi dan kondisi yang terjadi. Disisi lain, globalisasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang sehingga memiliki daya saing yang kuat. Untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan perlu membuat perencanaan yang tepat melalui aplikasi strategi yang memfokuskan pada lingkungan internal melalui pengembangan kapabilitas dan kompetensi perusahaan maupun eksternal perusahaan melalui pengembangan kemitraan strategik dengan pesaing maupun pemasok dan pengembangan hubungan yang baik dengan konsumen. Pilihan strategi yang tepat sangat menentukan daya saing dan sustainabilitas perusahaan. Pengembangan kapabilitas dan kompetensi internal perusahaan dilakukan dengan memfokuskan pada upaya menciptakan keunggulan bersaing baik melalui strategi core competence, kompetensi bidang fungsional, time based competition, inovasi produk da kapabilitas teknologi, maupun mengalikasikan praktik manajemen modern seperti total quality management TQM. Fokus pada lingkungan eksternal diantaranya adalah kompetitor dan konsumen juga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Pengembangan kerjasama bisa dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu upstream collaboration atau backward integration kerjasama dengan pemasok, downstream collaboration atau forward integration kerjasama dengan konsumen, dan lateral collaboration kerjasama dengan kompetitor. Kerjasama dengan pemasok maupun kompetitor bisa dilakukan melalui kerjasama dalam suatu rantai pasokan maupun kerjasama dalam suatu kemitraan bisnis berbasis koordinasi dengan kompetitor seperti yang ilakukan oleh Toyota dan Daihatsu dalam memproduksi mobil Xenia dan Avanza pada tahun 2004. Pelanggan potensial merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin kelangsungsan hidup perusahaan. Untuk itu diperlukan penciptaan kerjasama yang baik melalui pemmberian kualitas pelayanan yang baik, membangun hubungan yang baik dengan konsumen melalui customer relationship management CRM, dan menciptakan nilai pelanggan sehingga terwujud kepuasan dan loyalitas konsumen. Buku ini disusun untuk memberikan wawasan dan pemahaman akan pentingnya strategi bersaing bagi perusahaan dalam kondisi persaingan bisnis global saat ini. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan milik masyarakat domestik masih jauh tertinggal dibandingkan perusahaan-perusahaan asing seperti dibahas dalam studi empiris tentang keselarasan lingkungan bisnis, strategi manufaktur, dan adopsi teknologi pada perusahaan manufaktur di Indonesia pada buku âBerbagai isu strategik dalam era baru manufakturâ baik dalam hal penguasaan teknologi hingga prioritas kompetitif perisahaan yang masih cenderung berorientasi pada biaya rapid pace of technological developments played a key role in the previous industrial revolutions. However, the fourth industrial revolution Industry and its embedded technology diffusion progress is expected to grow exponentially in terms of technical change and socioeconomic impact. Therefore, coping with such transformation require a holistic approach that encompasses innovative and sustainable system solutions and not just technological ones. In this article, we propose a framework that can facilitate the interaction between technological and social innovation to continuously come up with proactive, and hence timely, sustainable strategies. These strategies can leverage economic rewards, enrich society at large, and protect the environment. The new forthcoming opportunities that will be generated through the next industrial wave are gigantic at all levels. However, the readiness for such revolutionary conversion require coupling the forces of technological innovation and social innovation under the sustainability Chain Managemet Teori dan Aplikasi, Alfabeta BandungL AnatanL EllitanAnatan, L. & Ellitan L. 2018. Suppy Chain Managemet Teori dan Aplikasi, Alfabeta Bandung, Edisi ke Mengenal Alibaba GrupFiki AriyantiAriyanti, Fiki 2018, 13 November dikutip 8 September 2019 dari Mengenal Alibaba Grup, Kerajaan Bisnis Milik Jack Ma dari China Page8Fintech In The Industrial Revolution Era KoeworoN MuljaniL EllitanKoeworo, Y., Muljani, N., & Ellitan, L. 2018. Fintech In The Industrial Revolution Era International Journal of Recearch Culture Society, Vol 3 Issue 9, p. 3-9.
Dampak Perkembangan Teknologi Bagi Industri Retail Seiring perkembangan teknologi digital, industri retail ikut terkena dampak perubahan, khususnya dalam hal teknologi. Saat ini, pelaku usaha ritel dapat menganalisa berapa jumlah trafik dan karakteristik dari konsumennya, memanfaatkan teknologi digital berupa aplikasi atau software. Penggunaan Software Retail dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pelaku industri ritel baik yang skala kecil menengah hingga usaha besar di Indonesia untuk mengembangkan bisnis melalui platform analitik yang mencakup analisa jumlah pelanggan, kebiasaan pelanggan, berapa lama waktu pelanggan menghabiskan waktu melihat-lihat sebelum membeli, hingga menganalisa trafik calon pembeli pada jam-jam tertentu Software retail memiliki fungsi dan aplikasi yang secara komprehensif mampu menganalisa secara detail. Laporan analitik yang dihasilkan software retail retail telah meningkat seiring dengan berkembangnya kebutuhan industry retail. Perusahaan ritel di seluruh dunia memahami besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan analisa mendalam terhdap pelanggan dan kebiasaan belanja mereka. Dengan memanfaatkan Software Retail, retailer memiliki kesempatan yang besar untuk terus mengembangkan usahanya dan menjadi berbeda dengan pesaingnya. Software Retail juga berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Penggunaan barcode scanner, QR Code, Paperless invoice, CRM yang akan menganalisa data, trend dan yang tentunya akan membuat kinerja operasional menjadi lebih efektif & efisien. Serta didukung dengan integrasi sistem inventory, gudang , finance dan accounting untuk menghasilkan suatu proses end-to-end yang semakin memudahkan para pengusaha retail untuk mengambil keputusan.
Seberapa pentingkah Teknologi dalam Bisnis Ritel? Perubahan perilaku pelanggan memaksa toko ritel untuk mengubah bisnis mereka secara digital. Teknologi memainkan peran yang semakin penting dalam meningkatnya globalisasi ritel. Teknologi ini membawa bisnis ritel terkini dan membantu mengidentifikasi data dan informasi pasar untuk mencapai keunggulan kompetitif di sektor ritel. Bagaimana Teknologi Informasi merupakan bagian integral dari bisnis ritel? Dengan meningkatnya globalisasi di ritel dan meningkatnya penetrasi di pasar, persaingan meningkat di seluruh bisnis ritel. Tetap di atas dan mencapai profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan telah menjadi tugas penting bagi toko ritel. Dengan demikian, penggunaan teknologi informasi untuk keunggulan kompetitif kini telah menjadi kebutuhan dan elemen bisnis. Dampak Teknologi Informasi dalam Bisnis Ritel Beberapa tahun yang lalu, perusahaan masih hemat untuk fungsi bisnis berbasis TI, terutama Software/ Sistem, perangkat keras, keamanan, jaringan, dll. Namun sekarang, teknologi informasi telah menjadi penting untuk berbagai industri seperti ritel. Ini memfasilitasi perdagangan eceran sejak kita pergi ketika kita memasuki toko. CCTV, RFID, barcode, scanner, Point of Sale, dll. semuanya telah mengurangi tugas yang memakan waktu dan meningkatkan efisiensi. Selain itu software ritel, secara efisien menangani data dan tidak hanya melacak penjualan melainkan juga, inventory, promosi, pelanggan, hingga rasio keuangan serta menyediakan juga informasi data analitik dan pelaporan yang berharga. Kemampuan lain yang dibawa TI ke dalam Bisnis Ritel Teknologi membantu bisnis untuk meningkatkan kemampuan bisnis untuk merespon pasar dengan kecepatan dan fleksibilitas. Teknologi membantu bisnis untuk mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan untuk rencana bisnis masa depan. Teknologi memastikan bisnis untuk manajemen inventory yang efektif dan proses terkait. Teknologi memfasilitasi transparansi di seluruh sistem, dari produsen hingga konsumen. Teknologi memberikan informasi real-time yang membantu untuk merencanakan strategi bisnis yang lebih baik. Teknologi menangani masalah akuntansi dan terkait pajak, seperti pengarsipan PPN. Pentingnya Software dalam Bisnis Ritel Software ritel menyediakan banyak fungsi, seperti sistem rantai pasokan, sistem ritel perusahaan, sistem operasi toko, dan mengelola seluruh toko ritel secara efisien. Teknologi telah memberikan dimensi dan revolusi baru di bidang toko ritel. Ini adalah satu-satunya teknologi yang memberi kita kebebasan untuk membeli apa saja, di mana saja. Dalam industri ritel, teknologi mengubah cara banyak aspek industri beroperasi. Beberapa teknologi lainnya adalah sebagai berikut yang membuat toko selalu update dengan kemajuan teknologi di industri Sistem Point-of-sale POS Sistem Pemindaian Barcode Sistem Manajemen Pemesanan B2B Sales Order Sistem Manajemen Produk Sistem Manajemen Inventory Sistem Keuangan dan Akuntansi Pembahasan, fakta, dan di atas adalah beberapa cara pemanfaatan teknologi dalam perdagangan eceran. Ini meningkatkan profitabilitas, loyalitas, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun demikian, masih ada beberapa teknik yang dapat memberikan promosi ekstra bagi bisnis retail. Tapi itu semua tergantung pada kebutuhan dan strategi bisnis. Baca Juga Bagaimana Remodeling Bisnis UKM dengan Software Ritel?
- Platform e-commerce jadi salah satu contoh produk hasil perkembangan teknologi bisnis ritel. Lantaran, dari yang tadinya produk dijual secara online, kini bisa dibeli secara online. Tapi tahukah kamu bahwa hal ini juga tidak lepas dari terjadinya industri yaitu kegiatan industri yang sudah terdigitalisasi sedemikian rupa sehingga era ini juga disebut sebagai era digital. Lantas, bagaimana perkembangan teknologi bisnis dari masa ke masa? Mengutip Ruang Guru, Kamis 11/11/2021, perkembangan teknologi bisnis ritel dimulai pada abad ke-18. Tidak lepas dari pengaruh ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Baca Juga Fuji Rela Begadang Buat Menjelajah Toko Online, Belanja Apa Aja Sih Emangnya? Pekerjaan-pekerjaan terkait produksi yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia, kemudian mulai digantikan dengan tenaga mesin uap. Industri pada masa itu dikenal juga dengan sebutan Industri Ditemukannya mesin uap pada Industri membuat perusahaan lebih berfokus pada kegiatan produksi barang. Ini karena kegiatan produksi barang yang tadinya hanya mengandalkan tenaga manusia mulai digantikan oleh mesin-mesin uap, sehingga dapat diproduksi dengan lebih mudah dan secara massal. Selanjutnya, tahap Indutri saat produksi produk sudah menggunakan listrik, dan ditemukannya pesawat, mobil, dan telepon. Lalu berlanjut ke Industri dengan otomatisasi yang terintegrasi komputer di abad ke-20. Di industri inilah mulai ditemuaknnya teknologi digital dan internet, termasuk kehadiran uang digital. Lalu ada industri yang mulai menggunakan komputer pintar, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetik, serta neuroteknologi yang semuanya ditunjang dengan teknologi Artificial Intelligence AI. Baca Juga Cara Mendapatkan Flash Sale Shopee 1 Rupiah, Sudah Coba?
jelaskan pengaruh perkembangan teknologi terhadap bisnis ritel